DIA KHAYI
Selasa, 06 September 2016
Kamis, 04 Desember 2014
BUKTI ADANYA ALLAH SWT.
BUKTI ADANYA ALLAH SWT.
Sebenarnya
wujud Allah sudah nyata, bahkan suatu hakikat yang tidak perlu lagi diragukan
persoalannya, tidak ada alasan mengingkarinya. Wujud Allah Taala sudah terang
bagaikan terangnya matahari yang bersinar, juga sudah jelas sejelas-jelasnya
bagaikan cahaya fajar di waktu pagi yang cerah. Semua yang ada di lingkungan
alam semesta ini dapat menjadi bukti wujudnya Tuhan bahkan benda-benda yang
terdapat di sekitar alam semesta dan unsur-unsurnya dapat pula membuktikan
bahwa benda-benda itu pasti ada pencipta dan pengaturnya
Perhatikanlah alam cakrawala yang ada di atas
kita yang di dalamnya terlihat pula matahari, bulan, bintang dan sebagainya,
demikian pula bumi dengan semua isinya baik berupa manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan dan benda padat, adanya hubungan yang erat dengan perimbangan
yang pelik yang merapikan susunan di antara alam-alam yang beraneka warna serta
yang menguatkan keadaan masing-masing. Semuanya merupakan tanda dan bukti
wujudnya Allah swt. Selain menunjukkan adanya Zat Allah swt. juga membuktikan
keesaan dan ke Maha Kuasaan-Nya menciptakannya. Kiranya tidak tergambar sama
sekali dalam akal pikiran siapa pun bahwa benda-benda itu terjadi tanpa ada
yang menciptakan sebagaimana juga halnya tidak mungkin tergambar bahwa sesuatu
ciptaan tidak ada yang membuatnya.
Manakala akal
memustahilkan ada kapal terbang melayang-layang di udara atau kapal selam
menyelam di dasar lautan tanpa ada pembuatnya, akal akan menetapkan secara
pasti mustahil alam semesta yang amat indah permai ini ada tanpa ada yang
menciptakan serta mengatur segala urusannya. Sementara itu dapat kita kemukakan
tiga macam teori yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengemukakan sebab asal mula adanya alam semesta ini. Kiranya tidak mungkin ada
teori lain di balik ketiga macam yang kami sebutkan di bawah ini.
Pertama. Alam
semesta terjadi dari tidak ada kemudian ada dengan sendirinya.
Kedua. Ada suatu jauhar (sel)
inti yang merupakan sumber dari segala sesuatu yang terdapat di alam semesta
yang molek ini.
Ketiga. Ada yang mengadakan, yang
menciptakan atau yang membuatnya.
Marilah kita
mengupas persoalan ini dengan menguraikan teori di atas satu persatu.
Teori pertama
jelas keliru dan salah jika ditilik secara sepintas dari asas atau pokoknya.
Ingatlah bahwa suatu pengaruh (musabbab) pasti erat hubungannya dengan
sebabnya, adanya suatu konklusi pasti erat pula hubungannya dengan premis atau
landasan pemikirannya.
Apakah kiranya
patut dalam gambaran akal pikiran kita, bahwa ada sesuatu pengaruh, tanpa ada
sebab yang mempengaruhinya. Patutkah ada suatu hasil tanpa permulaan atau ada
konklusi tanpa ada premis? Jadi timbulnya alam semesta dari tidak ada sama saja
artinya dengan mengatakan adanya pengaruh tanpa sebab atau adanya hasil tanpa
ada permulaan atau adanya konklusi tanpa ada premis. Jadi seolah-olah alam
semesta ini ada sendiri dan muncul, lepas sama sekali dari adanya sebab,
seperti pembuat.
Bahwa adanya
benda-benda dari dirinya sendiri, lepas sama sekali dari sebab, adalah suatu
hal yang amat mustahil baik dipandang dari segi akal atau kejadian yang lazim.
Sebabnya ialah karena adanya benda-benda dari dirinya sendiri terlepas sama
sekali dari sebab-sebabnya adalah memenangkan segi adanya dan mengalahkan segi
tidak adanya, tanpa bukti yang dapat digunakan untuk memenangkannya padahal
memenangkan dengan cara yang demikian ini adalah mustahil sekali.
Renungkanlah!
Andai kata kita mengatakan bahwa alam semesta ini ada dengan sendirinya
terlepas sama sekali dari sebab-sebabnya, maka ucapan semacam ini sama saja
dengan mengatakan bahwa ketiadaan itulah yang merupakan sebab keberadaannya.
Patutkah ini dalam pikiran kita. Itulah sebabnya, maka teori pertama di atas
sangat keliru dan meleset, sebab selamanya tidak dapat dibuktikan bahwa
ketiadaan menjadi sebab adanya alam. Tanpa adanya benda, tentu tidak mungkin
dapat memberikannya. Inilah yang dimaksud oleh ayat Alquran yang berbunyi,
“Merekakah yang diciptakan dari tiadanya sesuatu, ataukah mereka sendiri yang
menciptakan? Atau merekalah yang menciptakan langit dan bumi? (Tidak),
melainkan mereka tidak yakin dalam kepercayaannya." (Q.S. Ath-Thur:35-36)
Maksudnya
apakah orang-orang itu diciptakan tanpa ada penciptanya? Artinya apakah mereka
itu sendiri yang menciptakan diri mereka sendiri, sehingga tidak membutuhkan
pihak lain yang menciptakan mereka? Hal ini jelas mustahil, tidak mungkin atau
tidak masuk sama sekali dalam akal pikiran yang sehat.
Selanjutnya
mari kita tinjau teori kedua, teori ini lebih tersesat dan lebih keliru lagi
jika dibandingkan dengan yang pertama, sebab jauhar (sel) tidak mungkin dapat
menimbulkan susunan yang serapi ini, sebagaimana yang kita saksikan. Tidak pula
dapat muncul kekuatan dan keindahan sebagaimana yang kita lihat. Coba
bayangkan, apakah benda inti atau sel yang bagaimana pun juga keadaannya dapat
menciptakan atau membedakan ciptaannya antara jenis lelaki dan perempuan,
jantan dan betina, juga dapat mempertautkan antara kedua jenis itu dengan rukun
seindah ini? Apakah patut sel itu yang membuat bumi ini dengan segala sesuatu
yang ada di situ, baik manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan atau benda padat?
Apakah sel itu dapat menggantungkan bumi kita ini di cakrawala, juga
menjalankannya mengelilingi sumbunya yang sama sekali tidak pernah menggeser
dari jalannya sekali pun hanya sekedar sehelai rambut, padahal sudah berjalan
berjuta-juta tahun lamanya? Apakah sel itu pula menggerakkan jalannya
bintang-bintang dan planet-planet yang sedemikian besar dan banyak dan
perjalanannya sangat cepat, benar-benar mengherankan, tanpa pernah tabrakan sama
sekali antara satu dengan yang lain? Patutkah kiranya dalam akal pikiran kita
sel dapat mewujudkan atau membuat unsur-unsur lain yang merupakan sumber alam
semesta? Patutkah sel itu yang mengatur demikian rapi dan cermat seluruh yang
ada di jagat raya ini, menetap sampai suatu masa yang dikehendaki oleh Allah
Taala dan masih sanggup menetap untuk selama-lamanya jika Allah Taala
menghendakinya pula?
Coba
renungkan! Patutkah semua yang tersebut di atas itu terjadi sendiri?
Sebenarnya, spesifik, hal ihwal dan bentuk benda atom yang amat kecil sekalipun
sudah sangat membingungkan akal pikiran dan menakjubkan para ilmuan, karena
menilik susunannya yang demikian rapi dan indah. Pendek kata susunannya sangat
ajaib, bahkan hubungan yang terjadi antara bagian yang satu dengan bagian
lainnya benar-benar membuat setiap orang yang menyaksikannya terpesona. Coba
bayangkan hal itu! Apakah layak adanya susunan, rangkaian dan hubungan itu
berlaku dengan kekuasaan sel sebagai benda mati?
Cobalah
perhatikan ucapan para ilmuwan yang bergelut dalam studi atom, apa yang mereka
katakan?
Tentang benda
atom, para sarjana mengatakan, “Sesuatu benda itu tersusun dari beberapa buah
atom dan atom ini tidak dapat dilihat sekali pun dengan menggunakan mikroskop
yang terkuat. Untuk membayangkan betapa kecilnya atom ini, bolehlah kita
membayangkan bahwa apabila kita menyusun secara rapi sekali atom demi atom,
ditumpuk satu dengan lainnya, jika kita berhasil menyusun sebanyak seratus juta
buah atom, panjangnya baru kira-kira sehelai benang sutera. Sebagai ilustrasi
dapat kita kemukakan bahwa dalam setetes air laut terdapat lima puluh juta buah
atom emas murni.
Atom tersusun
dari unit, yang di sekitarnya berkeliling listrik yang bermuatan negatif yang
disebut elektron. Pengelilingnya membentuk tata surya yang membulat. Antara
setiap dua buah elektron terdapat ruang kosong mirip kekosongan ruang angkasa
antara beberapa planet dengan matahari. Ini jika ditilik dari segi bentuk
perkiraan jarak jauhnya. Timbangan dari unit terringan dapat mencapai 1850 kali
timbangan elektron. Jika dua puluh ribu elektron disusun secara rapi antara
satu dengan lainnya, maka panjang daerahnya adalah seperti panjang daerah atom
itu. Dengan perkataan lain, bahwa perimbangan antara unit dengan atom itu
adalah bagaikan kepala tongkat bila dibandingkan dengan sebuah rumah yang
berukuran sedang.
Elektron itu
berputar mengelilingi unit dalam suatu susunan yang menyerupai susunan planet
di waktu mengelilingi matahari, hanya sajini lebih banyak pemberian pengaruhnya
tetapi lebih sedikit penentuan batasnya daripada susunan falak-falak planet
itu. Jika sekiranya suatu benda yang terdiri dari unit-unit atom itu disusun
satu dengan lainnya, tanpa ada ruang kosong di antara unit dan
elektron-elektron itu, maka timbangannya sama dengan sepotong uang dua ketip di
sekitar 40 juta ton.
Adapun unit
itu sendiri terdiri dari listrik yang bermuatan positif yang dinamakan proton.
Jumlahnya sama dengan jumlah listrik yang bermuatan negatif yakni elektron yang
berkeliling di sekitar unit itu sendiri.
Di luar proton
itu terdapat pula listrik-listrik lain yang bermuatan netral, inilah yang
disebut netron. Sekiranya kita dapat menguraikan ikatan ini yakni ikatan yang
ada antara proton dan netron atau lebih jelas lagi, andai kata kita dapat menyediakan
jalan untuk melenyapkan sebuah netron dari kumpulan netron-netron yang
mengelilingi proton itu, jika kita dapat memecahkannya, pasti akan menimbulkan
suatu kekuatan yang dahsyat sekali. Orang yang mula-mula memecahkan ini ialah
Profesor Einstein. Kekuatan itu sama dengan himpunan dalam perempatan kecepatan
sinar yang diperkirakan dengan sentimeter setiap detik, demikian peliknya
susunan atom itu. Selanjutnya jika kita berpindah dari persoalan atom dan kita
menengadahkan kepala ke atas sebentar untuk melihat matahari, maka kita
mendapatkan suatu keajaiban yang lebih luar biasa lagi.
Resapkanlah
apa yang dikemukakan oleh para sarjana kosmografi bahwa matahari adalah benda
bulat berbentuk bola yang penuh berisi zat api yang jauh lebih dahsyat dan lebih
dapat membakar dari semua api yang ada di bumi.
Matahari lebih
besar daripada bumi, lebih dari sejuta kali, jauhnya dari kita diperkirakan
kira-kira 92.500.000 mil. Sekalipun demikian keadaan matahari itu, ia tidak
lain hanya sebuah bintang saja dan bukan termasuk dalam golongan bintang yang
terbesar. Ada suatu persoalan yang musykil tetapi amat menakjubkan yaitu
pemecahan terakhir yang dilakukan akal pikiran para ahli falak dan
sarjana-sarjana perbintangan.
Sebagaimana
diketahui dari ilmu pembentukan lapisan bumi terdapat sebuah uraian yang
menyatakan bahwa matahari secara terus-menerus tetap memancarkan ukuran atau
kadar panasnya, selama berjuta-juta tahun. Jika panas yang diberikan adalah
hasil dari pembakaran, maka apakah sebabnya matahari tidak pernah kehabisan
bahan bakar padahal sudah dipakai sejak berjuta-juta tahun yang lampau? Dengan
keterangan ini jelas rasanya bahwa jalan pembakaran yang berlangsung pada
matahari itu tidaklah sebagaimana yang lazim kita ketahui, sebab andai kata
proses pembakaran itu seperti yang ada di bumi, maka untuk menerangi jagat ini
hanya cukup untuk digunakan selama 6000 tahun saja, setelah itu pasti akan
habis daya panasnya.
Mengenai
manfaat yang diberikan oleh matahari kepada kita semua, dapat kita ketahui
bahwa matahari bukan hanya sebagai sumber cahaya dan api saja, tetapi matahari
juga merupakan sumber dari susunan tata surya dan sumber kehidupan kita.
Bukankah matahari yang menguapkan air lautan kemudian mengangkatnya ke atas dan
berubah menjadi awan dan selanjutnya berubah menjadi hujan dan turun di atas
permukaan bumi. Kemudian timbul saluran air sungai besar dan kecil yang dapat
mengairi sawah ladang kita, lalu menumbuhkan tanam-tanaman. Selain itu matahari
juga meniupkan angin, menyebabkan timbulnya gelombang lautan dan menjadikan
udara menjadi bersih. Ia pula yang menggerakkan kapal dan perahu di tengah
samudra besar, bahkan ia pula yang menjalankan kendaraan-kendaraan, memutar
mesin-mesin letup dan lain-lain lagi. Betul bahwa mesin-mesin itu dijalankan
oleh arang batu, tetapi bukankah arang batu itu berasal dari panas cahaya yang
terpendam sejak bertahun-tahun yang lampau. Setelah lama tersimpan baru dapat
diambil manfaatnya oleh manusia di kemudian hari.
Ringkasnya,
andaikata tidak ada matahari, pasti tidak akan ada kehidupan bagi binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Binatang-binatang menjadi bersemangat karena panas matahari,
burung-burung pun bersiul setelah tampak sinarnya, mengucapkan tasbih serta
memahasucikan Zat Yang Maha Menciptakannya. Juga karena panas dan sinar
matahari itu pula tanam-tanaman tumbuh, pohon-pohon menjadi kian hari kian
bertambah besar, bunga-bunga pun muncul, buah-buahan pun menjadi masak, dan
banyak lagi realita lain yang ditimbulkan.
Kita semua
berutang budi pada matahari, karena kita terpaksa menggantungkan hasil makan
dan minum kita semua kepadanya. Itulah sebab adanya kita di atas permukaan bumi
ini.
Jika kita sekalian sudah puas
melihat keindahan dan kedahsyatan matahari, maka mari kini kita melihat ke
benda lain. Kita akan menemukan bahwa sedekat-dekat bintang yang ada di samping
bumi kita ini setelah matahari sama dengan 260.000 kali jauh matahari dari
kita.
Ini dianggap
sebagai bintang yang tersuram cahayanya kalau ditilik dari galaksi Bimasakti
yang oleh orang-orang kuno disebutkan dengan nama “Jalan penanaman”. Bahkan
tata surya yang terdiri dari berbagai bintang yang merupakan tata surya kita
ini hanya dianggap sebagai sebuah atom kecil saja, jika dibandingkan dengan
gugusan Bimasakti itu, sebab isi kandungannya sebanyak seratus juta bintang
yang terpencar dan tersebar luas seolah-olah bagaikan suatu bidang yang luas
secara nisbi.
Pengarang buku
Ilmu Falak Umum yang bernama Herbert Spenser Jones berkata, “Cahaya memakan
waktu selama seratus ribu tahun untuk dapat sampai antara kedua tepi gugusan
bintang-bintang Bimasakti. Sebagaimana dimaklumi bahwa cahaya berjalan dengan
kecepatan 176.000 mil per detik atau 300.000 kilometer. Berdasarkan uraian ini,
maka ketentuan cahaya setahun sama dengan sepuluh bilyun kilometer. Padahal apa
yang dikenal dengan nama gugusan bintang-bintang Bimasakti yang sudah mencapai
ukuran sebagaimana diuraikan di atas, akal pikiran manusia sudah pasti tidak
akan meraihnya, kiranya tidak lain hanyalah salah satu dari sekian banyak
susunan yang ada di alam cakrawala yang sama sekali tidak dapat dihitung.”
Masih ada yang
tertinggal yang perlu kita maklumi yakni bahwa sedekat-dekat tata surya yang
mendampingi tata surya kita ini jauhnya tujuh ratus ribu tahun cahaya. Kini
setelah kita mengetahui dan memahami uraian di atas, mari kita renungkan
kemudian bertanya, “Apakah mungkin diterima akal bahwa semua keadaan semacam
susunan tata surya dan lain-lain itu timbul hanya dari sel atau dengan jalan
proses yang ditumbuhkan oleh sel belaka? Sesungguhnya pendapat yang mengatakan
bahwa sel itu permulaan adanya alam semesta, yang sedemikian itu
sungguh-sungguh tidak dapat tergambar oleh akal yang sehat, tidak pula cocok
dengan ilmu pengetahuan yang hakiki dan agaknya tidak seorang pun yang akan
mengatakannya melainkan jika ia telah kehilangan ciri khas yang membedakan
antara manusia dengan yang bukan manusia. Manusia semacam ini rasanya sudah
tidak dapat menemukan kebenaran dan tidak pula dapat membedakan sesuatu dari
yang lainnya.”
Seorang
filosof bangsa Jerman, bernama Edward Harenman wakil dari Syopenhor berkata
dalam bukunya yang bernama Aliran Darwin, “Sebenarnya pendapat yang menetapkan
ketidaksengajaan dalam alam semesta ini yang dianut oleh pengikut Darwinisme
adalah suatu pendapat yang sama sekali tidak dapat dibuktikan. Itu hanyalah
disebabkan karena adanya angan-angan salah yang sama sekali tidak ada dasarnya
dalam penyelidikan ilmu pengetahuan.”
Profesor Von Bayer dari Jerman
dalam bukunya yang berjudul Kedangkalan Aliran Darwin mengatakan,
“Apabila golongan Darwinisme melancarkan suara sekeras-kerasnya bahwa memang
tidak ada kesengajaan dalam pembuatan atau penciptaan alam semesta ini, atau
dengan kata lain bahwa alam ini terjadi hanya karena suatu proses kebetulan
belaka yang semata-mata terpimpin oleh kedaruratan yang buta, maka saya
berkeyakinan bahwa salah satu kewajiban saya ialah saya harus menyatakan di
sini apa yang telah menjadi keyakinan dan kepercayaan saya dalam persoalan ini.
Keyakinan saya itu adalah sebagai kebalikan sama sekali dari yang tersebut di
atas. Saya berpendapat bahwa semua kedaruratan inilah justru yang membuktikan
bahwa di sana ada berbagai tujuan yang luhur dan besar."
Imam Muhammad
Farid Wajdi, rahimahullah, setelah menguraikan ini, di akhir katanya
menyebutkan, “Jika sekiranya kita dapat merasa puas dengan beratus-ratus puncak
ilmu pengetahuan dan filsafat mengenai pendapat tidak adanya unsur kesengajaan
dalam penciptaan alam semesta dan jagat raya ini, maka tentulah kita tidak
diharuskan untuk mengikuti yang itu lebih dari apa yang sudah jelas tertera
dalam nas-nas agama (dalil naqal).” Oleh sebab itu, manakala sudah tetap bahwa
penciptaan alam semesta ini memang karena adanya kesengajaan, maka tetap
pulalah perihal adanya Tuhan yang mengatur dan bijaksana dari jalan yang
sama-sama dapat dirasakan.”
Dengan
demikian tidak ada jalan lain untuk membantah atau mengingkarinya dan ini tepat
sekali dengan apa yang difirmankan oleh Allah Taala, “Apakah dalam Zat Allah
masih ada keragu-raguan, yaitu Tuhan Maha Pencipta langit dan bumi?" (Q.S.
Ibrahim:10)
Kini kita
kembali kepada perbincangan mengenai tiga macam teori di muka. Jika yang
pertama dan yang kedua sudah dapat diyakinkan ketidakbenarannya, sebab memang
nyata-nyata keluar dari areal yang dapat diterima oleh akal pikiran serta cara
penyelidikan dan ilmu pengetahuan, maka tidak ada lain yang dapat digunakan
sebagai pegangan kecuali teori yang ketiga. Adapun isi dari teori ini ialah
bahwa jagat raya yang maujud ini pasti ada penciptanya dan pengaturnya. Inilah
yang pasti sesuai dengan akal pikiran serta cara penelitian yang sehat.
Pendapat semacam itu pula yang menyebabkan Socrates mempercayai serta beriman
kepada Allah, juga yang dapat menundukkan Aristophanes yang mengingkari adanya
tuhan. Keduanya pernah mengadakan suatu polemik yang kami kutip sebagai
berikut:
Socrates:
Adakah orang-orang yang mengherankan Tuan karena kepandaian mereka atau karena
keindahan karyanya?
Aristophanes: Ya ada, seperti
dalam hal sajak atau puisi saya sangat kagum kepada syair-syair cerita dari
Homero, dalam bidang lukisan kepada Zoxes dan dalam hal pembuatan patung kepada
Polextic.
Socrates: Pencipta-pencipta
manakah yang kiranya patut lebih dikagumi, apakah pencipta gambar-gambar yang
tidak dapat memberi akal dan kehidupan ataukah pencipta makhluk yang mampu
memberinya akal pikiran serta kehidupan?
Aristophanes: Tentu saja patut
lebih dikagumi pencipta makhluk yang dapat merasakan kenikmatan dan memiliki
akal pikiran serta kehidupan. Tetapi itu terjadi sebagai hasil dari kebetulan
belaka!
Socrates: Apakah kiranya patut
dianggap sebagai hal yang kebetulan, jika sekiranya anggota-anggota tubuh ini
digunakan untuk maksud dan tujuan tertentu. Misalnya mata untuk melihat,
telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasakan. Lihat
pula seperti mata ini di sekitarnya terdapat berbagai penjagaan, karena sangat
sensitif dan sangat lemah. Oleh karena itu di waktu tidur pasti tertutup atau
di waktu ada keperluan, dilindungi pula dengan bulu mata dan alis di atasnya.
Demikian pula telinga, di dalamnya diberi suatu alat penerima yang dapat
menampung segenap macam suara dan masih banyak lagi contoh yang lain. Cobalah
tuan pikirkan, patutkah itu semua terjadi sebagai hasil dari kebetulan? Selain
itu dapat pula dikemukakan adanya kecondongan dalam hati untuk mempunyai
keturunan, begitu pula perasaan iba dan kasih sayang yang ada di dalam kalbu
setiap ibu terhadap anaknya, padahal suatu hal yang amat jarang sekali bahwa
seorang ayah atau ibu dapat menerima balasan atau keuntungan dari anaknya.
Sementara itu bagaimana hal-ihwal seorang bayi yang dengan sendirinya lalu
dapat memperoleh pengertian untuk menyusu dan cara menyusunya, sebentar setelah
ia dilahirkan. Apakah menurut pendapat Tuan hal itu semua terlaksana hanya
sebagai hasil yang didapat secara kebetulan?
Aristophanes: Tentunya bukan
karena kebetulan. Yah, saya baru mengerti sekarang dengan secara pasti bahwa di
sana memang ada petunjuk akan adanya penciptaan. Tetapi yang pasti ialah bahwa
yang menciptakan itu tentu bersifat sangat agung sekali, yang mencintai akan
adanya segala yang hidup. Namun masih ada yang membingungkan otak saya mengapa
kita semua tidak dapat melihat yang menciptakan itu?
Socrates:
Kalau begitu kita sudah menemukan titik yang sama yaitu mengakui adanya
pencipta yang agung dan mencintai kehidupan di alam semesta ini. Tentang
persoalan mengapa kita tidak dapat melihat pencipta itu, maka saya ingin
mendapat jawaban Tuan, apakah Tuan merasa mempunyai nyawa, sebab kalau Tuan
tidak bernyawa, tentunya Tuan sudah mati. Punyakah atau tidak?
Aristophanes: Ya, tentu saja saya
punya. Mengapa?
Socrates: Jika
demikian sudah mudah pemecahannya. Mengapa Tuan sendiri tidak dapat melihat
nyawa yang menguasai diri Tuan sendiri. Jadi kalau Tuan tidak pernah melihat
nyawa Tuan, apakah ini berarti kita boleh mengatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan
yang timbul dari diri Tuan itu adalah semata-mata disebabkan karena secara
kebetulan semua tanpa ada pemikiran sebelumnya?
Sampai di sini
selesailah percakapan kedua orang ahli filsafat itu, yang sungguh-sungguh
berfaedah untuk diresapkan dan direnungkan dalam-dalam. Maha Benar Allah swt.
yang berfirman, “Dan setengah daripada tanda-tanda (ayat-ayat) mengenai adanya
Allah ialah malam dan siang, serta matahari dan bulan. Janganlah kamu semua
bersujud kepada matahari atau kepada bulan. Tetapi bersujudlah kepada Allah
yang Maha Menciptakan semuanya itu, jika kamu semua benar-benar menyembah-Nya.”
(Q.S. Fushshilat:37)
Kamis, 18 September 2014
KEINGINAN ANAK DARI ORANG TUA
KEINGINAN ANAK DARI ORANG TUA
Ternyata, anak pun punya harapan kepada orang tua. Mereka menginginkan orang tua yang punya waktu luang untuknya, yang mau berbagi, dan sebagainya. Apa lagi?
Sudah seminggu ini Tesa diam membisu. Tak mau makan, enggan belajar, bahkan berbicara pun pelit. Selidik punya selidik, ternyata gadis 8 tahun ini tengah ngambek dan kesal pada orang tuanya. Menurutnya, orang tuanya hanya peduli pada diri mereka sendiri, dan membiarkan dirinya tumbuh sendiri bersama orang lain alias pembantu yang setiap hari mengasuhnya.
Terlalu sibuk, itu alasan klise kenapa banyak orang tua yang akhirnya menyerahkan urusan si kecil pada baby sitter atau pembantu. Padahal, anak menginginkan orang tua yang mau memerhatikan mereka. Apa lagi keinginan anak yang perlu diketahui orang tua?
1. WAKTU LUANG
"Mama, kok, sibuk terus, sih? Memangnya kerja enggak ada liburnya?" protes Tesa suatu hari pada sang mama.
Ya, boleh-boleh saja Anda sibuk berkarier di luar rumah, karena tujuan bekerja pasti untuk anak juga. Namun, anak pun menginginkan Anda memiliki waktu luang baginya. Jadi, Anda harus pintar me-manage waktu. Yang pasti, Anda harus menetapkan hari libur yang tak boleh lagi diusik dengan pekerjaan. Pergunakanlah waktu libur bersama anak.
2. KASIH SAYANG
Kebutuhan anak tak hanya kebutuhan fisik. Hal ini seringkali tidak disadari para orang tua yang sibuk berkarier. Mereka berpikir, melimpahi anak dengan harta benda sudah cukup.
Padahal tidak, kasih sayang dan perhatian Andalah yang paling penting untuk anak. Bentuk perhatian tidak melulu harus hadiah, tetapi dengan menemaninya belajar ataupun bermain, sudah cukup membuat anak senang.
3. TIDAK BERTENGKAR
Orang tua kadangkala tidak menyadari, saat emosi mereka memuncak, masalah anak dikesampingkan. Cekcok di depan anak lalu tak lagi jadi masalah, tidak peduli apakah anak merasa tertekan atau tidak, yang penting amarah itu bisa terlampiaskan.
Cara ini jelas salah. Boleh-boleh saja Anda dan pasangan bertengkar, tetapi janganlah di depan anak. Secara psikologis, ini tidak baik untuk perkembangan anak. Jiwanya akan tertekan dan ia akan bingung, siapa yang harus dibela dan disalahkan. Ayahnya-kah atau ibunya-kah? Nah, jika persoalan muncul, sebaiknya selesaikan saat anak tidak di rumah atau sedang tidur, sehingga ia tidak melihat atau mendengar orang tuanya tengah ’berantem’.
4. TIDAK PILIH KASIH
Ninies mempunyai 2 anak. Tesa dan Oiya. Nah, si kecil Oiya diberi perhatian yang lebih dibandingkan Tesa. Pikirnya, si kakak juga akan mengerti bahwa adiknya itu bungsu. Jadi, wajar saja jika ia berlaku demikian.
Padahal, cara ini jelas salah dan tidak mendidik. Jangan sekali-sekali membedakan kasih sayang antara anak yang satu dengan anak yang lain. Jelas ini akan membuat anak yang dinomorduakan cemburu. Jangan pernah membuat batasan, yang bungsu harus lebih disayang daripada yang besar. Kalau tidak
5. RAMAH
"Mama jahat, Mama judes! Tesa benci sama Mama!", protes Tesa suatu hari pada sang Mama. Pasal kekesalannya, karena ketika temannya berkunjung ke rumah, mamanya tidak bersikap ramah. Memang, sih, ia tidak memberitahukan teman-teman sekolahnya akan datang, sehingga merepotkan mamanya menyiapkan makanan.
Sikap orang tua yang tidak bersahabat pada teman-teman si kecil jelas akan membuat anak merasa tidak nyaman. Dan ini sangat sering terjadi. Saat orang tua bete dan tidak siap menerima kedatangan teman anaknya, timbullah sikap tidak bersahabat. Untuk itu, meski suasana hati sedang tidak nyaman, cobalah tetap bersikap ramah pada teman-teman si kecil. Ingat, anak tak siap menerima perlakuan seperti itu dan akan berontak jika orang tuanya mempermalukannya.
6. MENEPATI JANJI
Janji adalah utang yang harus ditepati. Hal ini seringkali terlupakan para orang tua. Mereka menganggapnya sepele dan merasa tidak perlu harus selalu menepati janjinya pada si kecil. Bisa jadi, orang tua memang lupa, tapi sebaiknya hindari ingkar janji.
Ninies misalnya. Ketika Tesa sakit dan sulit minum obat, ia menjanjikan akan memberikan hadiah tas baru kalau mau minum obat. Namanya anak, diiming-iming dapat hadiah jelas saja bersemangat. Setelah sembuh, janji itu ditagih. Ternyata janji tinggal janji. Jelas saja si anak kecewa yang berujung dengan aksi ngambek dan nangis.
Sebaiknya, jangan pernah memberikan janji pada anak, jika hal itu hanya Anda maksudkan bercanda atau tidak sungguh-sungguh. Anda tidak mau, kan, dicap anak sebagai orang tua pembohong? Jika Anda sudah telanjur janji, sebaiknya ditepati.
7. PINTAR
Hal lain yang perlu Anda ketahui, anak ternyata juga menginginkan punya orang tua yang pintar dan cekatan. Tidak harus menjadi seorang profesor, tetapi setiapkali ia bertanya, Anda bisa menjawabnya.
Berikan jawaban yang masuk akal. Sebaiknya, berikan jawaban yang simpel dan tidak terlalu rumit, karena justru akan membuat anak bingung. Dalam hal pelajaran misalnya, Anda bisa mengikuti perkembangan belajar anak dari hari ke hari dan membaca buku pelajarannya. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan solusi saat si anak mengalami kesulitan dalam belajar.
8. JADI TEMAN
Hubungan antara orang tua dan anak seringkali tidak harmonis, karena orang tua membuat batasan, tidak mau mengakrabkan diri pada anak dengan alasan agar anak segan. Padahal, sebagai anak, mereka juga menginginkan orang tua tidak saja menjadi tempat untuk meminta ataupun berlindung, melainkan juga bisa diajak berbagi alias curhat.
Nah, inilah yang terkadang tidak disadari para orang tua. Sulit membaur dalam kehidupan anak, membuat jarak, dan tidak mau tahu masalah yang dihadapi anak. Mulai sekarang, cobalah menata kembali hubungan Anda dan anak agar lebih akrab. Sehingga posisi Anda tak hanya sebagai orang tua, tetapi juga bisa sebagai teman.
Ternyata, anak pun punya harapan kepada orang tua. Mereka menginginkan orang tua yang punya waktu luang untuknya, yang mau berbagi, dan sebagainya. Apa lagi?
Sudah seminggu ini Tesa diam membisu. Tak mau makan, enggan belajar, bahkan berbicara pun pelit. Selidik punya selidik, ternyata gadis 8 tahun ini tengah ngambek dan kesal pada orang tuanya. Menurutnya, orang tuanya hanya peduli pada diri mereka sendiri, dan membiarkan dirinya tumbuh sendiri bersama orang lain alias pembantu yang setiap hari mengasuhnya.
Terlalu sibuk, itu alasan klise kenapa banyak orang tua yang akhirnya menyerahkan urusan si kecil pada baby sitter atau pembantu. Padahal, anak menginginkan orang tua yang mau memerhatikan mereka. Apa lagi keinginan anak yang perlu diketahui orang tua?
1. WAKTU LUANG
"Mama, kok, sibuk terus, sih? Memangnya kerja enggak ada liburnya?" protes Tesa suatu hari pada sang mama.
Ya, boleh-boleh saja Anda sibuk berkarier di luar rumah, karena tujuan bekerja pasti untuk anak juga. Namun, anak pun menginginkan Anda memiliki waktu luang baginya. Jadi, Anda harus pintar me-manage waktu. Yang pasti, Anda harus menetapkan hari libur yang tak boleh lagi diusik dengan pekerjaan. Pergunakanlah waktu libur bersama anak.
2. KASIH SAYANG
Kebutuhan anak tak hanya kebutuhan fisik. Hal ini seringkali tidak disadari para orang tua yang sibuk berkarier. Mereka berpikir, melimpahi anak dengan harta benda sudah cukup.
Padahal tidak, kasih sayang dan perhatian Andalah yang paling penting untuk anak. Bentuk perhatian tidak melulu harus hadiah, tetapi dengan menemaninya belajar ataupun bermain, sudah cukup membuat anak senang.
3. TIDAK BERTENGKAR
Orang tua kadangkala tidak menyadari, saat emosi mereka memuncak, masalah anak dikesampingkan. Cekcok di depan anak lalu tak lagi jadi masalah, tidak peduli apakah anak merasa tertekan atau tidak, yang penting amarah itu bisa terlampiaskan.
Cara ini jelas salah. Boleh-boleh saja Anda dan pasangan bertengkar, tetapi janganlah di depan anak. Secara psikologis, ini tidak baik untuk perkembangan anak. Jiwanya akan tertekan dan ia akan bingung, siapa yang harus dibela dan disalahkan. Ayahnya-kah atau ibunya-kah? Nah, jika persoalan muncul, sebaiknya selesaikan saat anak tidak di rumah atau sedang tidur, sehingga ia tidak melihat atau mendengar orang tuanya tengah ’berantem’.
4. TIDAK PILIH KASIH
Ninies mempunyai 2 anak. Tesa dan Oiya. Nah, si kecil Oiya diberi perhatian yang lebih dibandingkan Tesa. Pikirnya, si kakak juga akan mengerti bahwa adiknya itu bungsu. Jadi, wajar saja jika ia berlaku demikian.
Padahal, cara ini jelas salah dan tidak mendidik. Jangan sekali-sekali membedakan kasih sayang antara anak yang satu dengan anak yang lain. Jelas ini akan membuat anak yang dinomorduakan cemburu. Jangan pernah membuat batasan, yang bungsu harus lebih disayang daripada yang besar. Kalau tidak
5. RAMAH
"Mama jahat, Mama judes! Tesa benci sama Mama!", protes Tesa suatu hari pada sang Mama. Pasal kekesalannya, karena ketika temannya berkunjung ke rumah, mamanya tidak bersikap ramah. Memang, sih, ia tidak memberitahukan teman-teman sekolahnya akan datang, sehingga merepotkan mamanya menyiapkan makanan.
Sikap orang tua yang tidak bersahabat pada teman-teman si kecil jelas akan membuat anak merasa tidak nyaman. Dan ini sangat sering terjadi. Saat orang tua bete dan tidak siap menerima kedatangan teman anaknya, timbullah sikap tidak bersahabat. Untuk itu, meski suasana hati sedang tidak nyaman, cobalah tetap bersikap ramah pada teman-teman si kecil. Ingat, anak tak siap menerima perlakuan seperti itu dan akan berontak jika orang tuanya mempermalukannya.
6. MENEPATI JANJI
Janji adalah utang yang harus ditepati. Hal ini seringkali terlupakan para orang tua. Mereka menganggapnya sepele dan merasa tidak perlu harus selalu menepati janjinya pada si kecil. Bisa jadi, orang tua memang lupa, tapi sebaiknya hindari ingkar janji.
Ninies misalnya. Ketika Tesa sakit dan sulit minum obat, ia menjanjikan akan memberikan hadiah tas baru kalau mau minum obat. Namanya anak, diiming-iming dapat hadiah jelas saja bersemangat. Setelah sembuh, janji itu ditagih. Ternyata janji tinggal janji. Jelas saja si anak kecewa yang berujung dengan aksi ngambek dan nangis.
Sebaiknya, jangan pernah memberikan janji pada anak, jika hal itu hanya Anda maksudkan bercanda atau tidak sungguh-sungguh. Anda tidak mau, kan, dicap anak sebagai orang tua pembohong? Jika Anda sudah telanjur janji, sebaiknya ditepati.
7. PINTAR
Hal lain yang perlu Anda ketahui, anak ternyata juga menginginkan punya orang tua yang pintar dan cekatan. Tidak harus menjadi seorang profesor, tetapi setiapkali ia bertanya, Anda bisa menjawabnya.
Berikan jawaban yang masuk akal. Sebaiknya, berikan jawaban yang simpel dan tidak terlalu rumit, karena justru akan membuat anak bingung. Dalam hal pelajaran misalnya, Anda bisa mengikuti perkembangan belajar anak dari hari ke hari dan membaca buku pelajarannya. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan solusi saat si anak mengalami kesulitan dalam belajar.
8. JADI TEMAN
Hubungan antara orang tua dan anak seringkali tidak harmonis, karena orang tua membuat batasan, tidak mau mengakrabkan diri pada anak dengan alasan agar anak segan. Padahal, sebagai anak, mereka juga menginginkan orang tua tidak saja menjadi tempat untuk meminta ataupun berlindung, melainkan juga bisa diajak berbagi alias curhat.
Nah, inilah yang terkadang tidak disadari para orang tua. Sulit membaur dalam kehidupan anak, membuat jarak, dan tidak mau tahu masalah yang dihadapi anak. Mulai sekarang, cobalah menata kembali hubungan Anda dan anak agar lebih akrab. Sehingga posisi Anda tak hanya sebagai orang tua, tetapi juga bisa sebagai teman.
Kesalahan dalam Pelaksanaan Poligami
Kesalahan dalam Pelaksanaan Poligami
Kita tidak mengingkari adanya banyak dan kaum Muslimin sendiri yang salah dalam melaksanakan keringanan hukum untuk berpoligami sebagaimana yang telah disyari'atkan oleh Allah. Kita juga melihat mereka salah dalam mempergunakan rukhsah (keringanan) tentang bolehnya cerai (talak). Dengan demikian yang salah bukan hukum Islamnya, tetapi kesalahan ada pada manusia dalam penerapannya, disebabkan kekurangfahaman mereka terhadap ajaran agama atau karena keburukan akhlaq mereka.
Kita lihat ada sebagian mereka yang berpoligami, tetapi ia tidak punya cukup kemauan untuk bersikap adil sebagaimana disyari'atkan dan disyaratkan oleh Allah dalam masalah poligami, sebagian mereka ada juga yang berpoligami, tetapi tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk memberi nafkah kepada isteri-isteri dan anak-anaknya sebagai wujud dari rasa tanggungjawab. Dan sebagian lagi mereka ada yang mampu untuk memberikan nafkah, tetapi dia tidak mampu untuk menjaga diri.
Kesalahan dalam menggunakan kebenaran ini seringkali menimbulkan akibat-akibat yang membahayakan keberadaan rumah tangga. Sebagai akibat dari perhatian yang lebih terhadap isteri baru dan menzhalimi isteri yang lama. Kecintaan yang berlebihan itulah yang menyebabkan ia membiarkan isteri tuanya terkatung-katung, seakan tidak lagi sebagai isteri dan tidak pula dicerai. Seringkali sikap seperti itu juga mengakibatkan anak-anak saling membenci, padahal mereka anak dari satu bapak.
Hal ini karena bapaknya tidak mampu berlaku adil di hadapan anak-anaknya, dan tidak bisa sama dalam memberi materi dan sikap.
Meskipun penyimpangan ini ada, tetapi tidak sampai pada kerusakan sebagaimana yang dialami oleh orang-orang barat, yaitu dengan melakukan pelecehan moral, sehingga poligami bukanlah menjadi problem di dalam masyarakat Islam pada umumnya, karena pernikahan dengan satu isteri sekarang ini pun menimbulkan banyak problem.
Kita tidak mengingkari adanya banyak dan kaum Muslimin sendiri yang salah dalam melaksanakan keringanan hukum untuk berpoligami sebagaimana yang telah disyari'atkan oleh Allah. Kita juga melihat mereka salah dalam mempergunakan rukhsah (keringanan) tentang bolehnya cerai (talak). Dengan demikian yang salah bukan hukum Islamnya, tetapi kesalahan ada pada manusia dalam penerapannya, disebabkan kekurangfahaman mereka terhadap ajaran agama atau karena keburukan akhlaq mereka.
Kita lihat ada sebagian mereka yang berpoligami, tetapi ia tidak punya cukup kemauan untuk bersikap adil sebagaimana disyari'atkan dan disyaratkan oleh Allah dalam masalah poligami, sebagian mereka ada juga yang berpoligami, tetapi tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk memberi nafkah kepada isteri-isteri dan anak-anaknya sebagai wujud dari rasa tanggungjawab. Dan sebagian lagi mereka ada yang mampu untuk memberikan nafkah, tetapi dia tidak mampu untuk menjaga diri.
Kesalahan dalam menggunakan kebenaran ini seringkali menimbulkan akibat-akibat yang membahayakan keberadaan rumah tangga. Sebagai akibat dari perhatian yang lebih terhadap isteri baru dan menzhalimi isteri yang lama. Kecintaan yang berlebihan itulah yang menyebabkan ia membiarkan isteri tuanya terkatung-katung, seakan tidak lagi sebagai isteri dan tidak pula dicerai. Seringkali sikap seperti itu juga mengakibatkan anak-anak saling membenci, padahal mereka anak dari satu bapak.
Hal ini karena bapaknya tidak mampu berlaku adil di hadapan anak-anaknya, dan tidak bisa sama dalam memberi materi dan sikap.
Meskipun penyimpangan ini ada, tetapi tidak sampai pada kerusakan sebagaimana yang dialami oleh orang-orang barat, yaitu dengan melakukan pelecehan moral, sehingga poligami bukanlah menjadi problem di dalam masyarakat Islam pada umumnya, karena pernikahan dengan satu isteri sekarang ini pun menimbulkan banyak problem.
Sabtu, 13 September 2014
hidup apa adanya
Hadapi Hidup Ini Apa Adanya!
Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran. Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah jangan ragu panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana. Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya. Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan. Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagian itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan
dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. "Dunia ini terfaknat, dan terhhnat semua yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang 'alim dan seorang yang belajar," .
Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat
menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.
Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda. Maka kata hadist, "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya), sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain."
Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan kangkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.
Kondisi dunia ini penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup. Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran. Anda tidak akan pernah menjumpai seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan. Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal itu terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai. Maka dari itu, padamkanlah jangan ragu panasnya keburukan pada setiap hal itu dengan dinginnya kebaikan yang ada padanya. Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana. Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya. Allah menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang, dua kubu yang saling berseberangan, dan dua pendapat yang saling berseberangan. Yakni, yang baik dengan yang buruk, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan. Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan semua yang baik, kebagusan dan kebahagian itu di surga. Adapun yang buruk, kerusakan
dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. "Dunia ini terfaknat, dan terhhnat semua yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang 'alim dan seorang yang belajar," .
Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada. Jangan larut dalam khayalan. Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi. Hadapi kehidupan ini apa adanya; kendalikan jiwa Anda untuk dapat
menerima dan menikmatinya! Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda dan semua perkara sempurna di mata Anda. Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu ciri dan sifat kehidupan dunia.
Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda. Maka kata hadist, "Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya), sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain."
Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan, menyatukan langkah, saling memaafkan dan berdamai kembali, mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan, meninggalkan hal-hal yang menyulitkan, menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu, meluruskan kangkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.
Langganan:
Postingan (Atom)